Posted on: January 9, 2018 Posted by: sasya semitari Comments: 0

“Apink bomb threat is a mediaplay”,kata mereka, entah mereka siapa. Mereka yang sekedar troll atau memang tidak memiliki perasaan ataupun simpati sedikit pun. Jujur, fandom culture kpop ini semakin hari semakin rusuh aja. Semakin banyak drama, semakin sibuk ngurusin artis lain jika terkena skandal atau musibah sedikit, padahal biasanya juga nggak care. “Perhatian” yang mereka beri ini kadang hanya berujung pada fanwarantar fandom dan tidak jarang kalau perilaku mereka jadi membuat image idol serta fandomnya jadi kurang baik. Tapi entah mengapa, walau sudah sering terjadi, sudah sering ditegur, dan lain-lain, perilaku beberapa orang tetap nggak berubah. Mereka seperti tidak bisa menikmati karya artisnya atau artis lain tanpa menjatuhkan yang lainnya. Entah salah di mana, entah mengapa sekarang bisa menjadi seperti ini, tapi fandom culture di kpop ini memang semakin bikin pusing. Bahkan, nggak jarang kalau saya pribadi merasa risih dan menjauh dari yang berbau-bau fanwar.
Tapi, ada beberapa fanwar atau sekiranya permasalahan yang bikin saya nggak bisa diam, terutama bila berkaitan dengan Apink, entah mengapa. Tidak semua fanwaryang berkaitan dengan Apink akan saya tanggapi. Saya akan lihat konteksnya dulu, kalau emang itu pure kerjaan troll yang caper, maka saya lebih baik memilih diam dan menjauh dari fanwar itu. Saya juga memilih menjauh kalau emang fanwarnya nggak penting, kayak memang terkesan dibuat-buat sama troll untuk nyari masalah ke fandom kami.
Balik lagi, saya manusia biasa yang pasti bisa terpancing emosinya. Hehehe. Ada beberapa fanwar yang tidak bisa membuat saya diam saja, terutama kalau sudah keterlaluan. Ditambah nge-troll nya tanpa fakta, bahkan ketika bukti-bukti dan penjelasan sudah dibeberkan. Salah satunya ialah kejadian terror bom yang menyerang Apink sejak Juni 2017 lalu. Dapat dilihat dari kalimat pembuka postingan ini, kalimat itulah yang sering dilontarkan beberapa net atas kejadian terror bom yang dialami Apink sejak Juni 2017.
******
Teror bom yang menyerang Apink kali pertama datang pada bulan Juni, tepatnya tanggal 14 Juni 2017, hanya beberapa hari sebelum mereka melakukan comeback dengan album barunya, Pink Up. Saat itu terror datang melalui sebuah telfon. Sang peneror menelfon pihak kepolisian Korea dan mengatakan bahwa dirinya ingin membunuh Apink. Teror yang datang pertama kali belum merujuk pada sebuah terror bom. Ketika pihak polisi mendapat telfon dari peneror, mereka langsung menuju kantor Plan A Entertainment (Agensinya Apink). Saat tiba di sana, kebetulan Apink sedang latihan dan berada di lokasi yang berbeda. Setelah mendapat kabar dari pihak kepolisian, Plan A Entertainment langsung mengerahkan keamanan ke tempat latihan Apink.
Tidak berhenti di situ saja, terror berikutnya yaitu terror bom, yang menjadi awal dari tanpa hentinya terror yang menghampiri Apink. Terror bom yang pertama, atau menjadi terror kedua bagi Apink, yaitu ketika mereka melakukan showcase album barunya pada tanggal 26 Juni 2017. Setelah itu terror bom pun hadir di hari pertama mereka melakukan comeback stage di Music Bank. Dan setelah itu, setelah itu, dan banyak setelah itu, terror bom menghampiri Apink. Terror bom menghampiri Apink dari kegiatan solo anggota Apink, seperti di acara opening, dll, hingga acara grup seperti di Asian Artist Award. Bahkan, di awal tahun 2018 ini mereka mendapatkan terror bom lagi di acara fansign Hi-Mart (Apink menjadi brand ambassador mereka). Entah sampai kapan sang peneror akan melakukan ini ke Apink.
Peneror sering melaksanakan aksinya ketika Apink akan hadir ke acara publik (yang banyak artis atau fans lain), dan ini benar-benar merugikan Apink. Bukan hanya acara publik di Korea saja, bahkan peneror juga menyerang Apink saat mereka melakukan kegiatan di luar negeri, seperti saat menjalani Asian Tour nya, dan juga saat promo album baru di Jepang. Selain acara publik, sepertinya peneror juga terus-terusan meneror Apink di luar radar reporter, karena sejauh ini sekitar lebih kurang 10 terror bom yang terekspos dan diberitakan media. Sedangkan, belum lama ini (akhir 2017), Plan A Entertainment melaporkan kalau Apink sudah menerima terror lebih kurang sebanyak 30 terror.
Terror yang banyak dan tanpa henti ini sudah semakin keterlaluan bila masih ada yang menyebut ini sebagai mediaplay. Mediaplay mana yang bukan mendatangkan keuntungan malah justru merugikan agensi dan artisnya? Pertama, jujur saya memaklumi warga net yang mengira terror ini adalah sebuah mediaplay ketika terror pertama hadir di 14 Juni 2017 itu, yang lebih kurang satu minggu sebelum Apink comeback. Bahkan, tidak diragukan, saya pun menemukan beberapa Pandas (fans Apink) yang sempat ragu dan khawatir kalau itu memang mediaplay yang dilakukan Plan A Entertainment untuk meng-hypecomeback Apink. Tapi, kami langsung sadar bahwa Plan A Entertainment nggak mungkin melakukan itu, karena ini melibatkan polisi, bahkan terror pertama pun hadir melalui telfon yang diterima polisi, bukan Plan A Entertaiment. Nggak mungkin Plan A Entertainment akan menghabiskan uang untuk melakukan mediaplay seperti ini, yang bahkan merugikan artisnya karena bisa memengaruhi mental mereka, dan mempermainkan hukum serta polisi Korea. Siapa Plan A Entertainment ini di Korea sampai bisa mempermainkan pihak penting, seperti polisi, begitu?
Kedua, selain polisi, Interpol juga terlibat di sini. Ibaratnya, buka cuman “nyusahin” polisi lokal, tapi juga “nyusahin” Interpol karena diketahui si peneror ini berada di Canada. Banyak peraturan serta hukum yang berlaku di sini. Nggak mungkin kalau Plan A Entertainment cuman memainkan polisi dan Interpol di sini. Nggak mungkin mereka berani memainkan peraturan dan hukum di sini.
Ketiga, terror bom ini sering datang ketika Apink hadir ke acara publik yang melibatkan artis dan fans lain, staff acara, dan banyak orang, seperti festival musik, acara penghargaan, dan lain-lain. Hal ini pastinya membuat Apink serta agensi merasa nggak enak dan bersalah atas ketidaknyamanannya kepada banyak orang.
 
Bukan hanya itu, terror bom ini juga datang ketika Apink atau salah satu member Apink hadir ke acara-acara besar dan resmi lainnya, seperti konferensi pers buat drama, opening sebuah acara, dan lain-lain. Acara-acara besar seperti itu bukan hanya melibatkan artis, dan penggemar lain, tapi ada pihak investor, pengiklan, tim produksi dari acara itu sendiri, ada pers, dan lain-lain. Terror seperti itu bukan hanya membuat Apink dan agensi merasa bersalah kepada pihak lain, tapi juga tidak menutup kemungkinan pihak-pihak acara atau event lainnya jadi berpikir beberapa kali untuk mengundang Apink dengan alasan keamanan, kenyamanan, dan kelancaran berjalannya acara.
Entah apa rencana asli dari peneror ini, tapi aksinya benar-benar merugikan, dan secara tidak langsung bisa menghancurkan karir Apink bila ini terus berlanjut. Efeknya sangat buruk buat Apink,tapi beberapa orang masih ada keberanian berpikir dan bilang kalau ini hanya mediaplay. Mana ada mediaplay yang merugikan begini. Nggak ada hasil baik dan keuntungannya dari “mediaplay macam begini”.
Keempat, acara yang Apink datangkan menjadi diundur waktunya, bahkan dibatalkan. Ini merugikan Apink, agensi, fans, dan bahkan pihak acara. Mereka sudah percaya untuk mengundang Apink. Mereka sudah percaya menjadikan Apink brand ambassador mereka. Tetapi, ketika opening atau promo acara tiba dan Apink datang, terror bom malah datang juga dan membuat mereka harus mengundur waktu acara atau membatalkannya. Ini pasti jadi “kerjaan” lebih bagi pihak acara. Lagi-lagi Apink menjadi merasa bersalah, dan lagi-lagi pihak acara jadi ragu untuk mengundang Apink karena acaranya menjadi terhambat bahkan batal.
Kelima, stasiun televisi juga terlihat menjadi takut dan ragu untuk mengundang Apink demi keamanan artis, penggemar, dan staff lain, serta kenyamanan dan kelancaran berjalannya acara. Apink pernah dapat terror bom di comeback stage pertamanya saat promo lagu FIVE, di Music Bank. Terrornya benar-benar buat heboh, sampai penggemar dari artis lain/penonton Music Bank tidak boleh masuk venue terlebih dahulu karena butuh dinetralkan tempatnya. Bahkan, pada saat itu bukan sekedar Music Bank seperti biasanya, tapi saat itu pas Music Bank lagi ngadain acara special dan lebih banyak mengundang artis besar nan populer lainnya. Saat itu masuk dalam terror bom ketiga Apink, dan melibatkan banyak artis dan penggemar lain. Pihak agensi, Plan A Entertainment, sampai membuat pernyataan kalau Apink benar-benar terpukul, trauma, takut, dan bahkan sudah meminta maaf kepada artis lainnya yang berada di Music Bank waktu itu.
Akibat kejadian itu dan nggak lama dari situ, grup junior Apink dari Plan A Entertainment, Victon, nggak bisa promo di Music Bank. Ini masih rumor sih, katanya berkaitan dengan terror bom Apink waktu itu. Jadi stasiun tv kayak nggak mau ngundang Apink maupun yang berkaitan dengan Apink, takut terror bomnya terjadi lagi. Walau ini masih rumor dan belum ada konfirmasi, tapi saya pribadi merasa kalau rumor itu masih masuk akal. Wajar kalau stasiun tv merasa lebih baik tidak mengundang Apink demi kenyamanan dan keamanan bersama. Bahkan, acara festival musik akhir tahun ini nggak ada yang mengundang Apink kecuali MBC. Dan saya curiga kalau alasan terror bom menjadi salah satu penyebabnya. Hmm, lagi-lagi, ini benar-benar merugikan Apink. Apa gunanya melakukan mediaplay yang bukan menghasilkan keuntungan, malah benar-benar merugikan Apink dan agensi. Hal ini merugikan karir mereka dan kesehatan mental mereka. Dan kalau emang mediplay, mau apaan lagi yang di-mediaplay-kan, ketika comeback sudah jauh lewat, dan upcoming comeback belum ada di dalam rencana juga.
Pandas, fans Apink sudah berusaha sebisa mungkin memberi tahu serta menjelaskan hal-hal seperti di atas. Tapi, masih saja ada yang bilang, “kenapa lama banget belum ketangkep-tangkep? Makin mencurigakan kalau ini mediaplay.”. Semuanya nggak mudah, guys. Ada hukum yang berlaku di setiap negara, dan karena ini melibatkan dua negara yang berbeda, maka menangkap sang peneror pun bukan menjadi hal yang mudah. Interpol sudah memberi red line, tapi hingga detik ini belum mendapat respon dari kepolisian Canada. Plan A Entertainment bukan polisi, mereka sebuah agensi hiburan, jadi hal yang bisa mereka lakukan hanya menyerahkan semua ini kepada pihak berwenang, yaitu pihak kepolisian dan Interpol yang sedang bekerja. Jujur, saya pribadi juga berharap ini bisa terselesaikan. Saya berharap mereka bisa bekerja lebih keras lagi hingga direspon oleh pihak kepolisian di Canada. Karena sebelumnya saya kira ini akan berhenti mengingat sudah terjadi sebanyak 30 kali, tapi ternyata sang peneror masih belum lelah, dan masih melakukan aksinya bahkan di minggu awal 2018 ini.
******
“Ya kan dia di Canada ini, nggak mungkin dong pasang bom di Korea. Udah lah diemin aja. Paling itu prank call aja”. Bermula dari prank call, dan kita nggak pernah tau kapan tepatnya sang peneror akan benar-benar beraksi. Kita pun nggak tahu apa niat utama dari aksi yang dia lakukan ini. Tapi, satu yang pasti, aksi terror ini bisa membunuh. Pertama, membunuh/melukai Apink secara fisik (benar-benar menaruh bom), kedua, secara psikis (kesehatan mental Apink benar-benar menjadi hal yang dikhawatirkan), dan ketiga, membunuh karir Apink. Entah rencana apa yang sebenarnya dipikirkan oleh sang peneror, tapi aksinya itu benar-benar bisa membunuh Apink dengan 3 hal di atas, baik membunuh Apink dengan salah satu dari 3 hal di atas, atau bahkan semua dari 3 hal itu benar-benar akan membunuh Apink.
 
Dan untuk urusan sang peneror di Canada terus merasa bahwa dirinya tidak bisa beneran menaruh bom di Korea, itu semua salah. Kita nggak pernah tau kalau ini hanya dilakukan oleh satu orang. Kita nggak pernah tau kalau ternyata satu orang itu hanya untuk bagian menelfon, dan ternyata dia punya tim yang udah standby di Korea. Kita nggak pernah tau. Dan ketidaktahuan kita ini yang sangat mengkhawatirkan. Kita nggak pernah tau kapan tepatnya dia akan melakukan aksi itu. Kita nggak pernah tau sampai kapan peneror ini melakukan terror bom dan “membunuh” Apink secara perlahan. Dan yang utama adalah, kita nggak pernah tau tujuan utama atau rencana utama sang peneror ini.
 
Sekarang, saya cuman bisa berdoa dan menaruh harapan yang lebih kepada pihak kepolisian dan pihak berwenang lainnya untuk bekerja dan menindaklanjuti kejadian ini. Semuanya semakin keterlaluan. Sang peneror seperti mempermainkan kita. Mempermainkan Apink. Mempermainkan Plan A Entertainment. Mempermainkan Pandas. Mempermainkan media. Dan pastinya, mempermainkan hukum kedua negara, Korea dan Canada. Semoga ini bisa terselesaikan segera, sang peneror tertangkap, dan diberi hukuman yang sesuai. Dan pastinya, semoga Apink, keluarga, beserta agensi bisa diberi kekuatan, kesabaran, dan kesehatan.
Anyway, sang peneror awal-awal ngaku kalau dirinya fans Apink. Ahhh, he isn’t Apink’s fan to begin with.Kalau memang beneran fan, maka dia nggak bakal ngelakuin hal itu. Kalau, lagi-lagi, dia beneran fan, at leastalasan ‘dia fan Apink’ udah nggak berguna lagi, karena isu sebenarnya adalah bahwa dia “sakit”. Satu lagi, semoga saya nggak melihat stan twitter bilang kalau ini mediaplay lah, apalah. Kalau masih ada yang nganggap itu, yaudah lah emang susah merubah pandangan orang, cuman berharap mereka berenti baca platform-platform yang cuman sibuk menyebarkan kebencian, agar pikiran kita semua nggak kedoktrin dengan hal-hal negatif. Ohiya, Pandas yang kuat juga ya, buat Apink.


*Some pics credit to owners (Plan A Entertainment, Mr.Boo, Remon)*

Leave a Comment